Penyakit jantung koroner masih merupakan pembunuh nomor satu di dunia.menurut data yang dilangsir oleh WHO, seperti yang dikutip oleh harian REpublika, penyakit jantung koronermenjadi penyebab 30% kematian di dunia. Angka ini jauh diatas penyakit-penyakit lain, sperti kanker 13%, diabetes 2% dan saluran pernafasan yang hanya 13%. Di Indonesia penyakit jantung koroner menyebabkan 20% sampai 30% kematian. Namun, sering kali penyakit jantung koroner tidak menjadi perhatian sampai penyakit ini telahmenybabkan kerusakan yang parah dan terlambat untuk ditangani.
Gambar L7.1 pembuluh darah yang sehat dan yang tersumbat
Pada gambar L7.1 diatas, dapat dilihat bahwa saluran darah yang sehat mempunyai permukaan yang datar dan halus. Bila terlalu banyak kolesterol yang menumpuk did dingsing saluran darah,maka akan terbentuk plak atau kerak tebal. Pembentukan plk membuat saluran darah menyempit hingga jantung bekerja lebih keras unutk memompa darah. Plak juga dapat pecah dsn membentuk gumpalan darah. Bila saluran darah yang pecah tersebut adalah saluran darah di jantung, maka suplai darah kejantung tersebut akan berhenti dan menyebabkan otot jantung menjadi mati (lihat gambar L7.2 dibawah). Bila saluran darah yang tersebut adalah saluran darah yang yang mengalir ke otak, maka aliran darah ke otak akan tersumbat. Hasilnya, serangan jamtug atau stroke dapat terjadi.
Digambar kedua dapat dilihat bahwa penyumbatan dipembuluh darah jantung menyebabkan ada otot jantung yang mati dan tidak dapat lagi bekerja. Akibatnya, suplai darah ke seluruh tubuh akan terganggu karna otot jntung tidak bekerja amaksimal. Pengobatan yang umum dilakukan adalah dengan cara pemberian obat untuk menurunkan kadar kolesterol, katerisasi, dan balonisasi.
Gambar L7.2 penyumbatan pembuluh darah jantung dan otot jantung yang mati
Beberapa factor risiko terpenting yang erring meyebabkan penyakit jantung koroner adalah sebagai berikut:
· Kadar kolesterol total dan LDL tinggi
· Kadar kolesterol HDL lrendah
· Hipertensi
· Merokok
· Diabetes mellitus
· Kegemukan
· Riwayat keturunan penyakit jantung dlm keuarga
· Kurang olahraga
· Stress
Menurut Dr. Antonia A Lukito, SP. JP-FIHA, dari RS Siloam Gleneagles Tangerang, penderita dengan risiko tinggi harus menjaga diri agar tak sampai terjadi serangan jantung. Caranya, dengan mengontrol kadar kolestrol dalam darah”Usaha yang konkret dari pengendalian factor risiko adalah dengan diet,olahraga,dan kepatuhan yang meliputi kepatuhan pemeriksaan labolatorium dan berkonsultasi dengan dokter secara berkala,serta meminum obat secara teratur,: jelasnya. Diet dan olahraga adalah cara terpenting. Namun jika kadar kolestrol terlalu tinggi,obat adalah cara selanjutnya yang biasanya ditempuh dokter untuk mengobati pasien.\
Dea Nasyahta Della 8B/08